Comments Pictures">More Images @ MyNiceProfile.com
Hello! Comments Pictures
More Images @ MyNiceProfile.com Welcome Comments Pictures

Jumat, 27 Juni 2014

MAKALAH PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PKN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu tugas guru adalah mengajar. Hal ini menyebabkan adanya tuntutan kepada setiap guru untuk dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana seharusnya mengajar. Dengan kata lain, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi mengajar. Guru akan memiliki kompetensi mengajar jika, guru paling tidak memiliki pemahaman dan penerapan secara taktis berbagai metode belajar mengajar serta hubungannya dengan belajar disampingkemampuan - kemampuan lain yang menunjang. Bertolak dan bermuara pada kebutuhan sebagai guru, maka makalah ini di sajikan tentang berbagai metode belajar mengajar agar mampu melaksanakan tugas utama guru yaitu mengajar.
Sesuai dengan karakteristik anak SD dan seusianya, metode ceramah akan menyebabkan siswa bersikap pasif dan tentunya menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Oleh karena itu, guru di harapkan mampu menguasai metode–metode yang cocok untuk pembelajaran PKN agar siswa lebih tertarik pada peljaran tersebut.


I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka masalah “pengembangan strategi pembelajaran PKN di SD“ dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pembelajaran PKN SD ?
2. Apasaja macam-macam pendekatan pembelajaran PKN SD ?
3. Bagaimana metode pembelajaran PKN SD ?

1.3 Tujuan dan Manfaat
1. Untuk mengetahui apa itu strategi pembelajaran PKN di SD
2. Untuk mengetahui macam –macam pendekatan pembelajaran PKN di SD
3. Diharapkan dapat menerapkan metode yang cocok dan baik untuk siswa.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengembangan Strategi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Di Sd
2.1.1 Pengertian Strategi Pembelajaran
             Kata strategi bererti siasat atau kiat. Strategi pembelajaran Pendidikan  Kewarganegaraan (pkn) yaitu suatu siasat  atau kiat yang digunakan untuk memilih, memobilisasikan dan mengimplementasikan segala teori, pendekatan, teknik, metode, model, media, materi dan sumber-sumber belajar dalam proses bembelajaran pendidikan kewarganegaraan (pkn) untuk mencapai tujuaan  pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang telah ditetapkan.
          Kesalahan menggunakan strategi akan berakibat tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan tidak tercapai. Kesalahan menggunakan strategi yang dimaksud adalah kesalahan memilih, mengorganisasikan dan mengimplementasikan teori-teori, pendekatan, teknik, metodee, model, media, materi pembelajaran dan lain-lain.
          2.1.2 Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
          Agar penggunaan strategi berdayaguna dan berhasil guna perlu memperhatikan beberapa kriteria pemilihan strategi. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan  dalam pemilihan strategi pembelajaran tersebut, yaitu :
1.      Faktor pemilihan:  seperti pemilihan bahan ajar, terutama berhubungan dengan tingkat kedalaman dan keluasannya.
2.      Faktor penentu: seperti penetapan tujuan pembelajaran terutama harus berorientasi pada semua domein dalam pembelajaran.
3.      Faktor efisiansi : yaitu berorientasi pada ekonomi terutama pada pilihan yang sederhana, mudah dan murah.
4.      Faktor efektifitas: yaitu berkaitan dengan instrumen yang digunakan terutama instrumen yang berkaitan dengan tujuan, tugas-tugas dan motivasi.
5.      Faktor relevansi: yaitu berkaitan dengan proses belajar dan hasil belajar.
6.      Faktor pengaturan: yaitu berkaitan dengan (1). Pengaturan interaksi belajar yang multiway traffict communication, (2) pengaturan mengenai pengelolaan pesan yaitu (a) expository; (b) heuristik dan (c) hipotetik.

2.2 Pengembangan Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Di Sekolah Dasar.
            Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan (pkn) di sekolah dasar. Yaitu :
2.2.1        Pendekatan Evokasi
            Pendekatan ini menekankan keberanian dari inisiatif siswa untuk mengekspresikan dirinya secara spontan atas dasar kebebasan dan kesempatan belajar yang diciptakan guru. Untuk dapat mengimplementasikan pendekatan ini guru dituntut dapat menciptakan iklim belajar yang sejuk, menyenamgkan, bebas dari tekanan, terbuka dan bersahabat sehingga siswa berani curhat agar dapat mengekspresikan dirinya dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendekatan ini.
2.2.2        Pendekatan Inkulsi
          Pendekatan ini bertujuan untuk menanamkan suatu nilai, moral maupun norma tertentukepada peserta didik melalui sejumlah pertanyaan yang dilakukan oleh guru. Dengan kata lain  pelaksanaan pendekatan ini didasarkan pada sejumlah peretanyaan nilai yang sudah disusun dan dipersiapkan sebelumnya oleh guru.
          Pertanyaan nilai tersebut bersifat menemukan nilai yang jadi pilihannya yaitu pertanyaan yang meminta murid menjelaskan atau mengklarifikasikan nilai yang menjadi pilihannya. Pertanyaan yang diajukan olehgyru ini dinamakan pertanyaan inquiri.
          Salah satu teknik mengajar yang paling cocok untuk pendekatan ini adalah  teknik inquiry nilai (value inquiry questening technique) dengan sejumlah target nilai yang akan dicapai dan memanipulasikannya kedalam sejumlah pertanyaan.
2.2.3        Pendekatan kesadaran
          Pendekatan kesadaran berusaha mengungkapkan dan membina kesadaran diri atau self-awareness siswa tentang nilai-nilai tertentu yang sudah dimilikinya atau pada orang lain. Dalam pelaksanaanya siswa diberikan kegiatan-kegiatan ter4tentu yang direncanakan oleh guru. Melalui kegiatan tersebut secara sadar siswa diharapkan dapat mengungkapkan nilai-nilai tertentu yang menjadi miliknya dan yang dimiliki oleh orang lain.
          Sebagai contoh, siswa diminta membuat daftar orang yang akan diundang dan tidak diundang dalam suatu acara amal yaitu untuk menghimpum dana bagi korban tsunami. Daftar tersebut disertai dengan alasan-alasanny  mengapa mereka harus diundang dan tidak diundang. Berdasarkan alasan yang dibuat murid  tersebut akan tampak seberapa mereka telah memiliki  suatu nilai dan demikian pula untuk orang lain.
2.2.4        Pendekatan Penalaran Moral
         Pendekatan ini berusaha menumbuhkan penalaran moral melalui suatu analisis kasus yang mengandung delema moral. Melalui pendekatan ini siswa dihadapkan pada suatu kasus yang mengandung dilema moral. Selanjutnya siswa diminta membuat suatu keputusan terhadap kasus yang dilematis tersebut lengkap denga alasannya. Dari alasan yang diajukan siswa tersebut akan dapat diketahui daya nalar moral yang dimiliki siswa. Walaupun sebenarnya yang akan menjadi fokus kegiatan ini adalah nalar yang dalam hal ini disebut sebagai cognitive morale development menurut kohlberg. Dengan kematangan nalar diharapkan dapat membawa kepada  kematangan moral.
         Sebagai contoh yaitu kepada siswa diminta membuat suatu pilihan dilematis tentang kesediannya memberikan donor darah guna menyelamatkan suatu operasi dirumah sakit. Secara kebetulan hanya darahnya yang cocok. Dilain pihak dihari yang sama dia harus membantu mengangkut barang dan banyak menguras tenaga, akan tetapi hasilnya untuk menghidupi keluarga. Mana yang harus dilakukan  memberi donor darah atau mengangkut barang untuk menghidupi keluaga?
2.2.5        Pendekata Analisis Nilai
         Pendekata ini disebut pendekatan analisis nilai atau value analysis karena berusaha mengkaji atau menganalisis nilai yang terkandung didalamsuatu peristiwa  atau stimulus (media lain) yang disiapkan oleh guru. Tujuanya yaitu untuk memberikan penghargaan terhadap suatu nilai yang telah dimilikinya.
         Kegiatan  mengaalisis nilai merupakan suatu kegiata kognitif tingkat tinggi yang pada dasarnya bukan saja manyatakan baik atau tidak baik akan tetapi sampai pada analisa mengapa suatu kebaikan harus dilakukan kejahatan harus ditinggalkan. Akhirnya kegiatan ini harus sampai pada penghargaan terhadap suatu nilai yang menjadi pilihannya.
2.2.6        Pendekatan Mengungkapkan Nilai
         Pendekatan ini berupaya menigkatkan kesadran diri sendiri ayau self-awareness dan pemeliharan nilai dalam diri sendiri atau self caring. Pendekatan ini bukan merupakan pemecahan masalah. Meningkatkan kesadaran akan perlunya memiliki suatu nilai dan memelihara nilai pilihannya itu didalam kehidupanya sehari-hari merupakan inti dari pendekatan ini. Melalui pendekatan ini siswa dbina kesadarn  emosionalnya tentang nilai yang menjadi pilihannya melalui cara-cara yang rasional. Sedangkan siswa diminta mengungkapkan pengalamanya  melaksanakan suatu  kebenaran atau kebaikan nilai yang menjadi pilihannya.

2.2.7    Pendekatan Komitmen
         Pendekatan ini berusaha menumbuhkan komitmen atau keterikatan  siswa terhadap suatu nilai. Misalnya seorang anak janji untuk berbuat baik terhadap orang lain, janji untuk menjemput teman dan sebagainya. Tentu saja janji tersebut harus dipenuhi. Dengankata lain pendekatan ini  bertujuan melatih siswa untuk disiplin dalam pola pikir maupun tindakannya agar senantiasa sesuai dengan nilai-nilai atau moral yang menjadi pilihanya.
2.2.8      Pendekatan Memadukan
         Pendekatan ini berusaha memadukan diri siswa dengan pengalaman nyata yang dirancang oleh guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini samgat diperlukan contoh-contoh konkrit dari pengalaman suatu nilai. Murid perlu suatu visualisasi dari pelaksanaan suatu nilai atau moral, karena nilai bersifat abstrak.
         Pedekatan ini bertujuan memberikan pengalaman langsung yang harus dilakukan siswa terhadap pelaksanaan suatu nilai. Untuk keperluan itu pembelajaran ini dapat menggunakan metode partisipatori, simulasi, sisio drma dan studi proyek.
2.3 Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewargaegaraan (Pkn) Di Sekolah Dasar
          ada beberapa metode yang yang direkomedasikan, yaitu :
          2.3.1 Metode Ceramah
          Metode ini dalam menyajikan bahan ajar melalui penjelasan dan penuturan lisan guru kepada siswa. Metode ini lebih tepat digunakan apabila bahan ajar banyak mengandung informasi baru dan memerlukan penjelasan dari guru.
          Kekuatan metode ini apabila digunakan dengan metode lain seperti tanya jawab atau diskusi yang saat ini lebih dikenal dengan ceramah bervariasi , sehingga murid bukan hanya mendengarkan akan tetapi berbicara dalam kegiatan pembelajarannya.
          2.3.2 Metode Cerita
          Metode ini merupakan suatu cara untuk menanamkan suatu nilai atau moral kepada para siswa dengan mengungkapkan segala karakter kepribadian tokoh-tokoh  tertentu melalui cerita hikayat, legenda atau dongeng-dongeng sejarah lokal. Metode ini lebih tepat digunakan dalam membantu penghayatan nilai-nilai dan moral serta sikap para siswa.
         2.3.3 Metode Tanya Jawab
         Metode tanya jawab dalam menyajikan bahan ajar melalui berbagai pertayaan dari guru, terutama apabila dalam proses pembelajaran, guru menggunakan Teknik Klarifikasi Nilai. Oleh karena itu guru dituntut menguasai teknik-teknik bertanya (Questioning Skills). Metode ini lebih tepat digunakan dalam pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa atau aktivitas siswa.
         2.3.4 Metode Diskusi
         Metode diskusi digunakan untuk tujuan agar dalam proses pembelajaran terjadi komunikasi bayak arah (Multiway Trafict communication). Komunikasi banyak arah yang terdiri dari guru-murid, murid-guru dan murid-murid sangat ditutut dalam pembelajaran yang berorientasi pada Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Akan tetapi dalam menggunakan metode ini salah asatu hal yag tidak boleh dilupaka yaitu harus ada masalah yang didiskusikan. Oleh karena itu metode ini lebih tepat dipakai dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang menggunakan Teknik Value Inquiry.
         2.3.5 Metode Penugasan
         Metode ini berusaha melatih siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsug yang telah dipersiapkan oleh guru. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar siswa memperoleh pengalama langsung, nyata, bekerja madiri dan jujur. Sebagai contoh misalnya siswa ditugasi menuliskan pengalamanya dalam menolong adiknya. Tugasnya yaitu: a) menuliskan dalam peristiwa apa dia menolong adiknya; b) bagaimana cara menolongnya; dan c) bagaimana perasaannya pada waktu memberikan pertolongan, dan seterusnya.
2.3.6 Metode Permainan Atau Kompetisi
         Metode ini sangat menarik siswa dalam membangkitkan motivasi belajar, latihan mengambil keputusan dan teutama dalam menciptakan suasana senang dalam belajar (joyful learning). Dengan suasana suasana senang maka materi pembelajaran akan mudah diserap oleh siswa. Oleh karena itu metode ini berusaha dalam menyajikan  bahan ajar melalui  bentuk permainan atau kompetisi. Permainan dimaksud adalah permainan yang diciptakan sendiri oleh guru dan dapat berupa teka-teki;papa bergambar (sejenis ular bertangga); kotak rahasia; kartu bergambar dan lain-lain  yang diciptakan guru. Isi pesa yang dimuat dalam permainan ini hendaknya tetap berupa nilai, moral dan norma sesuai dengan tuntutan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
2.3.7 Metode Simulasi
         Metode ini merupakan cara penyajian bahan ajar dilakukan secra langsung melalui kegiatan praktek tentang pelaksanaan nilai-nilai dan moral. Melalui metode ini siswa dibantu memahami dan menghayati nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
         Pengembangan strategi pembelajaran PKN terdiri dari beberapa kriteria  yaitu : 1) faktor pemilihan, 2) faktor penentu, 3) faktor efisiensi, 4) faktor efektifitas,  5) faktor relevansi,  6) faktor pengaturan, 7) dan faktor aktifitas siswa.
         Pengembangan pendekatan pembelajaran PKN terdiri dari beberapa pendekatan yaitu : 1) pendekatan evokasi, 2) pendekatan inkulsi, 3) pendekatan kesadaran, 4) pendekatan penalaran moral, 5) pendekatan analisis nilai, 6) pendekatan pengungkapan nilai, 7) pendekatan komitmen, 8) dan pendekatan memadukan.
         Pengembangan metode pembelajaran PKN terdiri dari beberapa metode yaitu antara lain : 1) metode ceramah, 2) metode cerita, 3) metode tanya jawab, 4) metode diskusi, 5) metode penugasan, 6) metode permainan atau kompetisi, 7) dan metode simulasi.

3.2 Saran
         Bahwa untuk manjalankan proses pembelajaran khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) sangat perlu dipadukan dengan salah satu strategi pembelajaran. Dengan ini perlunya bagi kita sebagai calon seorang pendidik untuk dapat memahami berbagai pendekatan yang telah  dijelaskan sebelumnya.  Karena keberhasilan proses pembelajaran tergantung dari bagaimana seorang pendidik menyampaikan materi tersebut sehingga dapat tercipta proses kegiatan pembelajaran yang komunikatif .

DAFTAR PUSTAKA :

Maridjo Abdul Hasjmy. (2009). Pendidikan Kewarganegaraan.Pontianak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar